Jeruk PAMELO. Dibandingkan dengan
jeruk besar lainnya, jeruk yang diproduksi para petani asal daerah BETASUKA (
Bendo,Takeran,Sukomoro,Kawedanan) ini, sungguh berbeda. Karena rasanya manis
dan tidak getir, banyak mengandung air dan empuk nyes tanpa ampas di mulut
dengan warna daging buah kemerah-merahan. Inilah yang menjadi ciri khasnya.
Di sentra produksinya yang terletak di 4 kecamatan daerah
Magetan ini,jeruk besar ini tumbuh dengan suburnya.Tiap tahun,para petani dapat
memanen jeruk 2 kali yaitu pertengahan kemarau dan pertengahan musim penghujan.Minimal 1 kali panen untuk pohon yang belum produktif.
Untuk mempertahankan sifat-sifat unggulnya, sampai saat ini
para petani didaerah ini memperbanyak bibit dengan cara cangkokan. Seringkali
dijumpai pohon-pohon yang khusus “dikorbankan” sebagai pohon induk.
Pemupukan. Untuk tanaman di lapangan : pada tanaman yang masih muda, pemberian pupuk dapat dilakukan dalam parit kecil (rorakan) di sekeliling tanaman secara melingkar. Rorak dibuat sesuai dengan lebarnya tajuk tanaman. Semakin besar tanaman semakin besar rorakannya. Jika tanaman sudah besar dan tajuknya sudah saling menyangkut, pemberian pupuk dapat dilakukan secara memanjang dalam parit kecil.
Dosis pupuk per pohon yang terdiri dari Pupuk Kandang (M3), Urea (Kg), SP 36 (Kg), Kcl (Kg) pada umur 1 tahun dengan perbandingan : 0,5 0,20 0,45 0,40. Umur tanaman 2 tahun : 0,5 0,40 0,65 0,65. Umur 4 tahun : 0,5 0,80 1,00 1,00. Umur 5 – 15 tahun : 0,5 1,00 0,55 0,85.
Tanaman di pot : pupuk kandang sebaiknya diberikan tidak kurang dari 3 bulan sekali, dengan cara ditaburkan secara merata pada permukaan tanah. Dosis pupuk butan per pohon/bulan adalah campuran 1 sendok Urea, 1,5 sendok SP 36 dan 2 sendok Kcl. Apabila tanam sudah berumur 2 tahun ke atas, dosis pupuk dilipatgandakan menjadi 2-3 kali. Pemberiannya dengan cara ditabur pada bagian pinggir pot secara merata.
Pengairan. Tanaman di lapangan : kebutuhan air sangat tergantung pada keadaan tanah dan umur tanaman. Untuk mudahnya, petani biasanya melihat tingkat kelembaban tanah.
Jika tanah nampak kering berarti tanaman di atasnya membutuhkan “minum.” Perlu juga diperhatikan sistem pembuangan airnya, karena tanah yang becek dan tergenang di sekitar tanaman akan menjadi sasaran empuk penyakit jeruk.
Tanaman di pot : sekadar contoh, tanaman dalam pot ukuran 0,5 m x 0,5 m akan memerlukan penyiraman 2-3 liter per hari.
Pemangkasan. Kegiatan pemangkasan dibedakan menjadi pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Tanaman yang berasal dari bibit cangkokan biasanya sudah mempunyai percabangan yang baik, sehingga tidak perlu pemangkasan.
Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk merangsang keluarnya bunga, mencegah serangan penyakit, merangsang pertumbuhan tunas baru, mengurangi kerimbunan. Juga ditujukan untuk membuang tunas liar atau tunas air dan cabang yang sakit.
Pengendalian Hama/Penyakit. Hama dan penyakit merupakan salah satu factor utama yang dapat menghambat kelancaran pembudidayaan jeruk besar. Serangannya dapat ringan sampai berat. Serangan berat dapat mengakibatkan tanaman mati, sehingga gagal panen. Untuk mengendalikan hama/penyakit dapat dilakukan secara fisis, mekanis, biologis dan secara kimiawi.
Panen dan Pasca Panen. Pemanenan untuk memperoleh hasil terbaik jika pemetikan dilakukan pada saat buah tepat matang. Pemanenan yang terlalu muda tidak menjamin mutu buah. Apalagi jeruk besar bersifat nonklimaterik, yaitu buah tidak mengalami proses pematangan setelah dipanen. Jeruk besar dipanen berumur 6-8 bulan setelah bunga mekar.
Untuk mendapatkan kualitas yang baik, pemanenan sebaiknya menggunakan gunting pangkas. Dilakukan sekitar jam 9 pagi sampai sore.
Pasca panen : untuk mempertahankan kualitasnya, perlu dilakukan beberapa kegiatan yang emliputi : sortasi, grading, pengemasan, pengangkutan sesuai tujuan pemasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar